Month: November 2024
Apakah PLTS Masih Bisa Bekerja Saat Kondisi Hujan?
By Admin
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) menjadi salah satu solusi energi terbarukan yang semakin diminati karena ramah lingkungan dan sumber energinya yang melimpah, yakni sinar matahari. Namun, salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah: apakah PLTS tetap bisa bekerja saat cuaca mendung atau hujan?
Sebelum beranjak lebih jauh mari kita cari tahu terlebih dahulu bagaimana cara kerja dari PLTS itu sendiri. Yapp seperti yang kita tahu, PLTS bekerja dengan mengonversi energi matahari menjadi energi listrik melalui panel surya yang berisi sel fotovoltaik. Sel ini menangkap foton dari sinar matahari dan mengubahnya menjadi arus listrik searah (DC). Listrik ini kemudian diubah menjadi arus listrik bolak-balik (AC) oleh inverter agar dapat digunakan oleh perangkat listrik rumah tangga atau dialirkan ke jaringan listrik.
Namun muncul pertanyaan, saat kondisi mendung bahkan hujan, apakah mempengaruhi kinerja dari PLTS tersebut, berikut penjelasanya.
Kinerja PLTS dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari yang diterima oleh panel surya. Pada hari yang cerah, panel surya bekerja dengan efisiensi optimal karena sinar matahari langsung mencapai permukaan panel. Namun, saat cuaca mendung atau hujan, intensitas sinar matahari berkurang karena terhalang oleh awan.
Meskipun demikian, PLTS tetap dapat menghasilkan listrik pada kondisi mendung atau hujan, tetapi dengan efisiensi yang lebih rendah. Hal ini terjadi karena cahaya matahari tetap tersebar dan mencapai permukaan panel, meskipun dalam jumlah yang lebih sedikit. Penurunan efisiensi biasanya berkisar antara 10-25%, tergantung pada tingkat kerapatan awan dan jenis panel surya yang digunakan.
Tidak sampai situ, selain memengaruhi efisiensi, hujan juga memiliki manfaat tersendiri bagi PLTS. Air hujan membantu membersihkan permukaan panel surya dari debu, kotoran, atau polutan lainnya yang dapat mengurangi penyerapan cahaya matahari. Dengan demikian, panel surya yang bersih dapat kembali bekerja lebih optimal setelah hujan reda.
Dengan itu, bisa terjawab pertanyaan “Apakah PLTS masih bisa bekerja saat kondisi hujan?” Jawabanya “Ya” PLTS masih bisa bekerja saat kondisi hujan, meskipun efisiensinya menurun dibandingkan saat cuaca cerah. Namun, penurunan ini tidak membuat PLTS sepenuhnya tidak berfungsi. Dengan perawatan yang baik dan teknologi yang terus berkembang, PLTS tetap menjadi pilihan yang andal untuk menghasilkan energi listrik ramah lingkungan, bahkan di daerah dengan cuaca yang tidak selalu cerah.
Penggunaan baterai penyimpanan energi juga menjadi solusi untuk memastikan suplai listrik tetap tersedia kapan saja, terlepas dari kondisi cuaca. Dengan begitu, PLTS tetap menjadi investasi yang menjanjikan untuk masa depan energi berkelanjutan.
Bersama SEI, mari beralih menuju energi terbarukan !
Recent Posts
Sinergi SEI dan KCE : Bersama Majukan Industri Hijau melalui Kampanye “ENERGIZING GROWTH WITH RENEWABLE ENERGY”
By Admin
Jakarta (05/11/2024) – Ridwan Kurnia, Direktur Pemasaran dan Pengembangan Bisnis PT Surya Energi Indotama (SEI) mewakili seluruh jajaran Komisaris, Direksi dan Karyawan mengucapkan selamat atas peluncuran kampanye “ENERGIZING GROWTH WITH RENEWABLE ENERGY” yang telah diluncurkan oleh mitra strategisnya, Krakatau Chandra Energi (KCE).
Kampanye yang berfokus pada penerapan energi hijau ini diluncurkan dalam acara Media Gathering dan Talkshow interaktif yang diadakan bertepatan dengan peringatan Hari Listrik Nasional. Inisiatif ini menunjukkan komitmen KCE dalam mendukung pertumbuhan industri melalui pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT).
Acara peluncuran dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Hasan Maksum, ST., yang mewakili Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM RI sebagai Keynote Speaker dan narasumber utama dan Ridwan Kurnia, Direktur Pemasaran dan Pengembangan Bisnis PT Surya Energi Indotama (SEI) yang pada kesempatan tersebut terpilih sebagai pembicara tamu. Dalam talkshow ini, mereka membahas pentingnya kolaborasi antar-pihak dalam mewujudkan masa depan energi yang berkelanjutan di Indonesia.
SEI menyampaikan kebanggaannya atas hubungan kolaboratif yang telah lama terjalin dengan KCE dan mengapresiasi langkah strategis kampanye ini dalam menggaungkan penggunaan energi terbarukan di kalangan industri. Ridwan Kurnia menyatakan, “Kami melihat kampanye ini sebagai langkah penting dalam memperkuat posisi Indonesia menuju kemandirian energi melalui solusi berkelanjutan. Sinergi antara pemerintah, industri, dan masyarakat menjadi kunci untuk mempercepat adopsi energi terbarukan.”
Melalui kampanye ini, KCE dan SEI berharap dapat menginspirasi langkah-langkah konkret dalam transisi energi, sejalan dengan komitmen nasional menuju energi yang lebih bersih. KCE juga menyatakan kesiapannya untuk mendukung industri di Indonesia dalam perjalanan menuju pertumbuhan yang lebih ramah lingkungan, sejalan dengan visi bersama untuk mewujudkan industri yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Recent Posts
Mengenal Kelebihan dan Kekurangan PLTS Terapung di Indonesia
By Admin
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung (floating photovoltaic) adalah solusi inovatif yang saat ini berkembang pesat di Indonesia sebagai alternatif pembangkit listrik ramah lingkungan.
Analisis Institute for Essentials Services Reform (IESR) menyebutkan bahwa potensi PLTS terapung di Indonesia mencapai 28,4 Gigawatt (GW). Potensi itu tersebar di 783 waduk dan danau yang masing-masing memiliki potensi minimal 1 Megawatt (MW).
Tidak heran jika pemerintah menargetkan untuk membangun 60 PLTS terapung di Indonesia sekaligus mendorong target bauran pembangkit listrik dari EBT sebesar 23 persen pada tahun 2025.
Secara konstruksi pemasangan floating photovoltaic ini dilengkapi dengan pelampung plastik berongga yang dirancang mampu menahan kondisi cuaca ekstrem dan potensi terjadinya gangguan pada kabel yang terhubung ke instalasi listrik yang ada di daratan.
Namun, karena karakternya yang terpasang di air membuat PLTS terapung juga memiliki dampak negative. Berikut kelebihan dan kekurangan PLTS terapaung (floating photovoltaic).
Kelebihan PLTS Terapung
1. Pemanfaatan Ruang
Dengan memanfaatkan permukaan air, PLTS terapung menghemat lahan darat yang biasanya digunakan untuk pertanian, permukiman, atau industri. Ini sangat relevan di Indonesia, di mana lahan daratan yang luas sering kali sulit diperoleh untuk proyek energi skala besar.
2. Meningkatkan Efisiensi Panel Surya
Air memiliki efek pendinginan alami yang dapat menurunkan suhu panel surya. Suhu yang lebih rendah ini membantu meningkatkan efisiensi panel, karena panel surya lebih efisien pada suhu yang lebih rendah.
3. Mengurangi Penguapan Air
Panel yang mengapung di atas waduk atau danau dapat mengurangi tingkat penguapan air, yang menguntungkan bagi daerah yang rentan terhadap kekeringan. Ini bisa menjadi keuntungan besar untuk manajemen air di Indonesia, terutama di wilayah dengan musim kemarau yang panjang.
4. Memperkecil Dampak Ekosistem Darat
Karena PLTS terapung ditempatkan di perairan, pembangunan ini tidak akan mengganggu habitat atau mengalihfungsikan lahan daratan, yang penting dalam menjaga keanekaragaman hayati di ekosistem darat.
5. Sumber Energi Terbarukan dan Bersih
Seperti PLTS pada umumnya, PLTS terapung tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca atau polusi udara. Ini berkontribusi pada target Indonesia dalam mengurangi emisi karbon dan mencapai energi yang lebih bersih.
Kekurangan PLTS Terapung
1. Biaya Pemasangan yang Lebih Tinggi
Infrastruktur dan komponen tambahan, seperti pelampung, jangkar, dan sistem kelistrikan tahan air, menambah biaya instalasi PLTS terapung dibandingkan PLTS konvensional di daratan.
2. Pemeliharaan yang Lebih Rumit
PLTS terapung memerlukan pemeliharaan yang lebih rumit karena risiko korosi yang lebih tinggi di lingkungan basah dan sulitnya akses. Peralatan yang tahan air juga membutuhkan biaya lebih dan prosedur pemeliharaan yang lebih khusus.
3. Dampak Ekologi Perairan
Bayangan dari panel surya dan keberadaan struktur di atas air dapat mengurangi sinar matahari yang masuk ke air, yang mungkin mengganggu ekosistem akuatik, terutama dalam hal fotosintesis tumbuhan air.
4. Rentan Terhadap Cuaca dan Alam
Cuaca ekstrem seperti angin kencang, ombak, atau gempa bumi dapat merusak instalasi PLTS terapung. Sistem harus dirancang dengan sangat kokoh untuk menghadapi cuaca Indonesia yang beragam, terutama selama musim hujan atau di wilayah yang rentan terhadap gempa.
5. Potensi Gangguan Terhadap Aktivitas Perairan
Waduk dan danau sering kali digunakan untuk kegiatan lainnya, seperti irigasi, perikanan, atau pariwisata. PLTS terapung bisa mengurangi area yang bisa dimanfaatkan untuk aktivitas-aktivitas ini atau mengganggu jalur perahu nelayan.
PLTS terapung menawarkan potensi besar sebagai solusi energi terbarukan di Indonesia, terutama untuk mengoptimalkan penggunaan ruang dan menjaga sumber daya air.
Namun secara realistis, PLTS terapung mungkin tidak akan menggantikan pembangkit listrik skala besar atau tren peningkatan PLTS Atas di darat dalam waktu dekat. Tetapi sangat mungkin bahwa mereka dapat mengisi peran pelengkap yang penting, menambah kapasitas yang saat ini masih kurang.
Bersamai SEI mari beralih menuju energi terbarukan!